Selamat Datang di PP PAUD dan Dikmas Jawa Tengah
Banner
Unit Layanan Terpadu
Agenda
28 November 2023
M
S
S
R
K
J
S
29
30
31
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
1
2
3
4
5
6
7
8
9
Statistik

Total Hits : 28866313
Pengunjung : 391805
Hari ini : 615
Hits hari ini : 98989
Member Online :
IP : 34.228.52.21
Proxy : -
Browser : Opera Mini

ANAK PADA MASA “Golden Age Period”

Tanggal : 06-02-2017 08:04, dibaca 46675 kali.

Pertumbuhan dan perkembangan otak mengalami peningkatan yang pesat pada usia dini, yaitu dari 0 sampai 5 tahun. Masa ini sering juga disebut sebagai fase ”Golden Age”. Golden age merupakan masa yang sangat penting untuk memperhatikan tumbuh kembang anak secara cermat agar sedini mungkin dapat terdeteksi apabila terjadi kelainan. Selain itu, penanganan kelainan yang sesuai pada masa golden age dapat meminimalisasi disfungsi tumbuh kembang anak sehingga mencegah terjadinya disfungsi permanen.

 

Pemantauan tumbuh kembang anak meliputi pemantauan dari aspek fisik, psikologi, dan sosial. Sedini mungkin pemantauan dapat dilakukan oleh orang tua. Istilah tumbuh kembang terdiri atas dua peristiwa yang sifatnya berbeda tetapi saling berkaitan dan sulit untuk dipisahkan, yaitu pertumbuhan dan perkembangan. Pertumbuhan (growth) berkaitan dengan masalah perubahan ukuran, besar, jumlah atau dimensi pada tingkat sel, organ maupun individu. Pertumbuhan bersifat kuantitatif sehingga dapat diukur dengan satuan berat (gram, kilogram), satuan panjang (cm, m), umur tulang, dan keseimbangan metabolik (retensi kalsium dan nitrogen dalam tubuh).  Perkembangan (development) adalah pertambahan kemampuan struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks. Perkembangan menyangkut adanya proses diferensiasi sel-sel, jaringan, organ, dan sistem organ yang berkembang sedemikian rupa sehingga masing-masing dapat memenuhi fungsinya.

 

Pertumbuhan mempunyai ciri-ciri khusus, yaitu perubahan ukuran, perubahan proporsi, hilangnya ciri-ciri lama, serta munculnya ciri-ciri baru. Keunikan pertumbuhan adalah mempunyai kecepatan yang berbeda-beda di setiap kelompok umur dan masing-masing organ juga mempunyai pola pertumbuhan yang berbeda. Terdapat 3 periode pertumbuhan cepat, yaitu masa janin, masa bayi 0 – 1 tahun, dan masa pubertas.

 

Proses perkembangan terjadi secara simultan dengan pertumbuhan, sehingga setiap pertumbuhan disertai dengan perubahan fungsi. Perkembangan merupakan hasil interaksi kematangan susunan saraf pusat dengan organ yang dipengaruhinya. Perkembangan fase awal meliputi beberapa aspek kemampuan fungsional, yaitu kognitif, motorik, emosi, sosial, dan bahasa. Perkembangan pada fase awal ini akan menentukan perkembangan fase selanjutnya. Kekurangan pada salah satu aspek perkembangan dapat mempengaruhi aspek lainnya.

 

Periode " Golden Age " atau masa keemasan anak adalah masa yang terjadi pada anak usia dini mulai usia 0  s/d 3 tahun, dimana pada masa ini sel-sel otak anak berkembang  sangat cepat hingga 80 persen. Pada usia tersebut otak mampu menerima dan menyerap berbagai macam informasi, tidak melihat baik dan buruk. Itulah masa-masa dimana perkembangan fisik, mental maupun spiritual anak akan mulai terbentuk. Karena itu, banyak yang menyebut masa tersebut sebagai masa-masa emas anak (golden age)." Golden Age " ini tidak akan pernah terulang kembali, karena itulah dimasa ini peran orangtua dengan memberikan stimulasi atau rangsangan yang tepat sangat dibutuhkan untuk menjadikan sel-sel otak anak  berkembang dengan baik  sehingga anak mampu meningkatkan pengetahuannya , stimulasi juga mampu  membentuk karakter anak sejak usia dini.

 

Proses memberikan stimulasi atau rangsangan pada anak usia dini secara terus-menerus dan tepat sesuai dengan tingkat usia, kemampuan dan kemauan anak akan memberi hasil yang baik.Proses ini ibarat mengukir diatas batu, yang membutuhkan waktu yang lama tetapi memberi hasil yang sempurna yang akan tertanam dengan kuat dalam otak mereka yang tidak mudah terhapus.

 

Sebagai orangtua kita berkewajiban memberikan yang terbaik untuk anak , yang sesungguhnya bukan hanya memberikan materi tetapi lebih dari itu sebagai orangtua kita harus mampu memberikan stimulasi bahkan sejak anak masih dalam kandungan.Banyak penelitian yang menjelaskan korelasi antara stimulasi yang diberikan kepada anak sejak anak masih dalam kandungan bahkan sejak anak usia 0 s/d 6 tahun.

 

  1. Pertumbuhan dan Perkembangan Otak Anak

Pertumbuhan otak pada usia dini sangat mempengaruhi tumbuh kembang anak. Sesudah lahir, kegiatan otak dipengaruhi dan tergantung pada kegiatan sel syaraf dan cabang-cabangnya dalam membentuk sambungan antar sel syaraf. Melalui persaingan alami, sambungan yang tidak atau jarang digunakan akan mengalami kematian. Pemantapan sambungan terjadi apabila sel syaraf mendapat informasi yang mampu menghasilkan letupan-letupan listrik hingga membentuk sambungan-sambungan sel syaraf baru. Kualitas kemampuan otak dalam menyerap dan mengolah informasi tergantung dari banyaknya neuron yang membentuk unit-unit.

 

            Stimulasi yang diberikan sejak dini akan mempengaruhi perkembangan otak. Otak akan semakin berkembang apabila stimulasi yang diberikan semakin banyak. Anak perlu mendapat lingkungan yang merangsang pertumbuhan otak dan selalu mendapatkan stimulasi psikososial. Stimulasi sosial secara mudah dapat diberikan dengan cara sentuhan dan mengajak anak bermain. Apabila hal tersebut tidak diperoleh anak, maka anak dapat mengalami berbagai penyimpangan perilaku. Contoh penyimpangan perilaku adalah hilangnya citra diri, rendah diri, penakut, tidak mandiri atau sebaliknya anak menjadi agresif dan tidak mempunyai rasa malu.

 

Derajat kesehatan dan gizi yang buruk juga akan menghambat pertumbuhan otak. Akibatnya hal ini akan menurunkan kemampuan otak dalam mencatat, menyerap, menyimpan, memproduksi, dan merekonstruksi informasi. Selain itu, masalah ini juga dapat menyebabkan gangguan pada pertumbuhan fisik.

 

  1. Stimulasi Pertumbuhan dan Perkembangan Otak Anak

Stimulasi sangat membantu dalam menstimulasi otak untuk menghasilkan hormon-hormon yang diperlukan dalam perkembangannya. Stimulasi dapat diberikan dalam berbagai bentuk yang sederhana dan mudah untuk dilakukan.

Stimulasi tersebut dapat berupa kehangatan dan cinta tulus yang diberikan orang tua. Selain itu, orang tua dapat memberikan pengalaman langsung dengan menggunakan panca inderanya (penglihatan, pendengaran, perasa, peraba, dan penciuman). Interaksi anak dan orang tua melalui sentuhan, pelukan, senyuman, nyanyian, dan mendengarkan dengan penuh perhatian juga merupakan bentuk stimulasi secara dini. Ketika anak yang belum dapat berbicara mengoceh, ocehan itu perlu mendapatkan tanggapan sebagai bentuk stimulasi kemampuan bicara anak. Sejak dini orang tua semestinya mengajak bercakap-cakap dengan suara lembut dan memberikan rasa aman kepada anak.

 

Ketika dilahirkan, otak anak sudah mempunyai sel syaraf yang bermilyaran jumlahnya, namun jumlah itu banyak yang hilang seteah dilahirkan. Ketika otak mendapatkan suatu stimulus yang baru, maka otak akan mempelajari sesuatu yang baru. Stimulus tersebut akan menyebabkan sel syaraf membentuk sebuah koneksi baru untuk menyimpan informasi. Sel-sel yang terpakai untuk menyimpan informasi akan mengembang, sedangkan yang jarang atau tidak terpakai akan musnah. Di sinilah pentingnya suatu stimulasi yang rutin diberikan. Stimulasi yang terus-menerus diberikan secara rutin akan memperkuat hubungan antarsyaraf yang telah terbentuk sehingga secara otomatis fungsi otak akan menjadi semakin baik.

  

Stimulasi yang diberikan sejak dini juga akan mempengaruhi perkembangan otak anak. Stimulasi dini yang dimulai sejak usia kehamilan 6 bulan sampai anak usia 2-3 tahun akan menghasilkan perubahan-perubahan dalam ukuran serta fungsi kimiawi otak. Berikut ini beberapa tips dari Dr. Soedjatmiko, SpA (K), MSi tentang stimulasi dini pada balita:

  1. Dalam memberikan stimulasi dini metode yang dapat dipakai meliputi dengar, lihat, dan tiru/coba
  2. Bagian yang distimulasi adalah otak kanan-kiri, sensorik, motorik, kognitif, komunikasi- bahasa, sosio-emosional, kemandirian, dan kreativitas.
  3. Cara melakukan stimulasi adalah dengan memberikan rangsangan berupa suara, musik, gerakan, perabaan, bicara, menyanyi, membaca, mencocokkan, membandingkan, mengelompokkan, memecahkan masalah, mencoret, menggambar, merangkai, dll
  4. Waktu melakukan stimulasi adalah setiap kali orang tua berinteraksi dengan anak (menyusui, menidurkan, memandikan, ganti baju, bermain, nonton TV, dsb).

 

  1. Mengoptimalkan fungsi otak kanan dan otak kiri

Otak manusia mempunyai dua belahan, yaitu otak kanan dan otak kiri. Kedua belahan otak tersebut mempunyai fungsi dalam proses berpikir. Otak kanan dan otak kiri masing-masing mempunyai spesialisasi kemampuan tertentu, namun terkadang terdapat persilangan fungsi di antara keduanya. Dalam melakukan tugasnya kedua otak ini juga saling bekerja sama.  

Otak kiri mempunyai kemampuan dalam mengatur proses berpikir analitis dan logis, fungsi bahasa serta kemampuan sains dan matematika. Selain itu, otak kiri juga berfungsi untuk mengatur kerja organ yang ada di sebelah kiri. Sehingga, tidaklah heran jika otak kiri cenderung lebih berkembang karena sebagian besar dari kita menggunakan tangan kanan untuk melakukan berbagai pekerjaan terutama menulis. Semakin banyak gerakan yang dilakukan oleh tangan kanan akan semakin meningkatkan dominasi otak kiri dalam proses berpikir

Di belahan yang lain, otak kanan di samping mengatur kerja organ yang berada di sisi kiri, bagian ini juga mengambil peran dalam mengatur proses berpikir global dan lebih mengutamakan intuisi. Selain itu, kemampuan seni, musik, dan kreativitas juga dikendalikan oleh otak kanan. 

Kedua belahan otak ini mempunyai peran yang sama pentingnya. Oleh karena itu, seseorang akan dapat seimbang dalam setiap aspek kehidupannya apabila dapat mengoptimalkan kemampuan kedua belahan otak ini. Seseorang yang mempunyai kecenderungan untuk berpikir dengan otak kiri hendaknya mengimbangi dengan proses berpikir menggunakan otak kanan untuk mencegah terjadinya stress dan penurunan kesehatan fisik. Sebaliknya, orang yang cenderung menggunakan otak kanannya, sebaiknya berusaha mengimbangi dengan menggunakan pula otak kiri dalam aktivitas berpikirnya.

Berikut ini adalah ciri-ciri anak yang didominasi oleh salah satu belahan otak menurut Joan Freeman dan Utami Munandar:

      Otak Kanan:

  • Senang belajar kelompok
  • Tidak senang duduk dan kurang giat belajar
  • Senang bergerak, memegang, menyentuh, dan mengerjakan sesuatu
  • Prestasi di sekolah tidak cemerlang
  • Menyenangi cahaya yang temaram dan kehangatan

 

  

      Otak Kiri:

  • Senang belajar sendiri
  • Mandiri
  • Gigih, keras hati
  • Duduk tenang ketika belajar
  • Prestasi di sekolah baik
  • Senang pengajaran formal


Pengirim :
Kembali ke Atas
Artikel Lainnya :