Selamat Datang di PP PAUD dan Dikmas Jawa Tengah
Banner
Unit Layanan Terpadu
Agenda
29 November 2023
M
S
S
R
K
J
S
29
30
31
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
1
2
3
4
5
6
7
8
9
Statistik

Total Hits : 28872309
Pengunjung : 391841
Hari ini : 21
Hits hari ini : 291
Member Online :
IP : 34.228.52.21
Proxy : -
Browser : Opera Mini

Pentingnya Stimulasi Otak PAUD

Tanggal : 07-07-2017 09:58, dibaca 43927 kali.



Setiap orang tua mengidamkan memiliki anak yang sehat, cerdas, berpenampilan menarik, dan berakhlak mulia. Prinsip memperhatikan bibit, bobot, bebet yang berkembang di masyarakat kita sejak jaman dahulu dalam memilih calon pasangan hidup salah satunya bertujuan untuk mendapatkan keturunan yang sesuai dengan kriteria tersebut. Seiring dengan perkembangan jaman prinsip tersebut cenderung telah diabaikan, padahal prinsip tersebut tidak selamanya bertentangan dengan teori pertumbuhan dan perkembangan anak. Namun, selain faktor keturunan masih terdapat faktor lain yang mempengaruhi kualitas seorang anak.

Karunia memiliki anak bagi pasangan suami isteri merupakan harta yang tidak ternilai. Kehadiran anak dalam keluarga akan melahirkan kegembiraan dan sekaligus kesejukan. Tetapi, keberadaan seorang anak dalam keluarga juga merupakan amanah yang harus dipikul, terutama oleh orang tuanya. Tanggung jawab orang tua dalam mendidik anak adalah salah satu upaya dalam memenuhi amanah Allah tersebut. Sebagaimana disampaikan oleh Rasulullah saw dalam hadist "Setiap anak dilahirkan dalam keadaan suci, maka orang tuanyalah yang akan mendidiknya menjadi seorang nasrani, yahudi atau majusi" ( Hadist Mutafaqqun 'alaih ), maka peran orang tua dalam pendidikan anak sangatlah besar. Terutama agar dapat menjadikan seorang anak memiliki akhlaq yang baik sesuai dengan ajaran Islam, maka sejak awal keberadaan anak, orang tua memiliki tugas untuk mentransfer nilai-nilai Islami dalam kehidupannya.

Kualitas seorang anak dapat dinilai dari proses tumbuh kembang. Proses tumbuh kembang merupakan hasil interaksi faktor genetik dan faktor lingkungan. Faktor genetik/keturunan adalah faktor yang berhubungan dengan gen yang berasal dari ayah dan ibu, sedangkan faktor lingkungan meliputi lingkungan biologis, fisik, psikologis, dan sosial.

pendidikan anak harus mendapat perhatian yang sangat besar. Karena anak merupakan generasi penerus yang diharapkan dapat menjadi penerus bangsa. Selain itu, dalam menghadapi era globalisasi, negara di masa depan  membutuhkan SDM (Sumber Daya Manusia) yang memiliki kualitas yang baik dari segi ruhani, jasmani dan akal.

Banyak upaya-upaya yang dapat dilakukan guna menunjang pelaksanaan pendidikan. Pemberian stimulasi secara dini adalah salah satu faktor yang berpengaruh dalam upaya pendidikan anak, karena pemberian stimulasi yang baik yang dilakukan sejak masa janin akan mempengaruhi perkembangan anak selanjutnya. Yang dimaksud dengan pemberian stimulasi yang baik adalah pemberian stimulasi yang disesuaikan dengan perkembangan usia anak, yang mana dalam hal ini disesuaikan dengan perkembangan otak anak.

Otak adalah organ yang paling penting dalam tubuh manusia. Organ inilah yang mengatur/mengontrol seluruh kerja tubuh. Proses pembentukan sel-sel dasar otak ini hanya terjadi sekali seumur hidup, yakni sejak kandungan hingga usia kurang lebih tiga tahun, seperti data berikut ini: “Central nervous system bayi sebetulnya berkembang  sejak pekan ke-3 usia kandungan, terus berkembang ke tahap-tahap berikutnya keberhasilan pada satu tahap akan menjadi dasar bagi tahap selanjutnya” (Janet Doman, Direktur The Institute for The Achievment of Human Potential Philadelpia). “Perkembangan fisik otak berlangsung 80 % sejak janin hingga usia 3 tahun, 90 % hingga usia 6 tahun dan 100 % sebelum usia 10 thn”  (Glenn Doman, Janet Doman : “The Gentle Revolution Series”) Dr. Paul Mc Lean membagi struktur otak manusia dan berikut masa perkembangannya menjadi 3 bagian, sbb:

 

 

 

  1. Batang Otak / Otak primitif

Ini  adalah bagian otak bayi yang akan berkembang pertama kali begitu mereka lahir. Perkembangan batang otak ini merupakan kebutuhan manusia yang paling utama, yaitu keselamatan. Ini merupakan bagian otak yang mengelola instinct untuk mempertahankan hidup. Contohnya : apabila bayi lapar akan menangis, adanya kotoran menyebabkan bayi gelisah, hawa yang terlalu panas atau dingin dapat membuat bayi menjadi rewel dsb.

 

  1. Sistem Limbik

Otak bagian ini adalah sebagai tempat pengelola emosi. Jadi disinilah pusat munculnya perasaan sedih, senang, marah, takut, kecewa dsb. Selain sebagai pengelola emosi, bagian otak inilah yang akan merekam semua masukan-masukan dari luar yang datang, baik perjalanan-perjalanan menyenangkan, kekecewaan, takut & trauma, juga rangsangan-rangsangan yang menarik perhatian. Sementara fungsi lain dari otak ini adalah sebagai pengendali dari bioritme kehidupan manusia, seperti pola tidur, tekanan darah, detak jantung, gairah seksual, metabolisme & system kekebalan. Dengan kata lain bagian otak pengelola emosi ini juga berperan sebagai pengelola tubuh secara fisiologis. Itu sebabnya ada pengaruh dan keterkaitan yang erat antara kondisi emosional seseorang dengan kesehatan fisiknya. Karena memang kedua urusan ini dipegang oleh satu panel kontrol. Contohnya apabila seseorang dalam kondisi stress yang berkepanjangan akan menyebabkan timbulnya sakit kepala.

Anak dilahirkan dengan 10 miliar neuron (sel syaraf) di otaknya. Perkembangan dari batang otak hingga sistem limbik pada tiga tahun pertama usia anak merupakan masa-masa emas pembentukan sambungan antar sel syaraf (synapsis). Pembentukan synapsis ini sangat dipengaruhi oleh adanya kerja gelombang otak yaitu gelombang alpha berdasarkan banyaknya rangsangan-rangsangan yang datang dari luar. Sifat dari gelombang alpha adalah bekerja dengan berdasarkan jumlah rangsangan yang masuk. Apabila rangsangan yang diterima semakin banyak, maka gelombang alpha akan semakin giat bekerja untuk membantu pembentukan synapsis pada tahap ini. Pembentukan synapsis pada bagian sistem limbik yang merupakan pusat pengelola emosi ini, sangat dipengaruhi oleh rangsangan-rangsangan yang berwujud belaian, usapan lembut, peluk, cium serta berbagai ungkapan fisik yang dipenuhi rasa kasih sayang. Salah satu hikmah perintah Allah swt agar para ibu hendaknya menyusui anaknya hingga berumur dua tahun adalah dengan seringnya terjadi kontak badan (skhinship) antara ibu dan anak maka amat berpengaruh dalam pembentukan jaringan sel otak dan pembentukan emosi. Pada masa sebelum usia 3-4 tahun inilah sebaiknya anak mulai diperkenalkan dengan penanaman akhlaq yang baik melalui kelembutan dan kasih sayang, pembiasaan menggunakan bahasa yang sopan dan adab-adab sopan santun. Sebab pada masa ini sistem limbik dimana pusat pengendali emosi berkembang dengan pesatnya.

  1. Neokorteks/Otak Pikir

Bagian otak ketiga ini letaknya paling luar, membungkus bagian atas dan sisi-sisi sistem limbik, dan merupakan 80 % dari keseluruhan materi otak. Inilah bagian yang menentukan kecerdasan sesorang. Tugasnya adalah melakukan penalaran, berpikir secara intelektual dan rasional dalam menghadapi setiap persoalan. Bagian ini juga yang mengatur pesan-pesan yang diterima melalui indera penglihatan, pendengaran, penciuman dan perabaan. Pada awal perkembangan neokorteks ini, sebaiknya anak juga mulai diberikan stimulasi yang memerlukan daya fikir/logika untuk merangsang terbentuknya synapsis yang lebih banyak.

Pada bagian ini, seiring dengan rangsangan yang terus diterima, synapsis yang sudah terbentuk akan menjadi lebih kompleks, rumit dan bercabang-cabang hingga berjumlah 10.000 milyar. Pada tahap perkembangan ini, pembentukan synapsis sangat dipengaruhi oleh kerja dari gelombang betha. Sifat dari gelombang betha adalah bekerja dengan berdasarkan seringnya jaringan sel syaraf yang sudah tersusun itu dilalui. Dengan kata lain, apabila diberikan input atau rangsangan yang sama dengan sebelumnya (dilakukan perulangan), maka sambungan yang sudah terbentuk itu akan menjadi semakin kuat dan tebal.

Makin tebal sambungan yang terbentuk, maka makin cepat pula perjalanan impuls syaraf yang terjadi, dengan kata lain semakin cepat pula anak dalam mengolah data yang masuk. Sebelum anak berusia 3-4 tahun, jaringan sel syaraf pada otak primitif dan sistem limbik sudah 80% terbungkus menjadi lebih tebal, dan setelah anak berumur 6-7 tahun pembungkusan jaringan sel syaraf akan bergeser ke otak pikir. Penebalan jaringan sel syaraf itu berlangsung hingga anak berusia 10 tahun. Namun setelah usia 10 tahun, enzim tertentu dilepaskan dari dalam otak dan melarutkan semua jalur atau sel syaraf yang tidak terbentuk dengan kuat dan baik.

 

Dalam perkembangannya, seorang anak sebaiknya banyak mendapat stimulus yang disesuaikan dengan usianya. Disamping itu anak juga membutuhkan pengalaman yang dapat merangsang pancaindera. Otak anak sebelum usia 3-4 tahun itu ibarat sponge, yang akan menyerap apa saja yang dilihat, didengar, dicium, dirasakan dan disentuh dari lingkungan mereka. Kemampuan otak mereka untuk memilah atau menyaring hal-hal yang baik ataupun yang buruk belum berkembang. Untuk itulah diperlukan perulangan dalam pemberian informasi tentang nilai-nilai baik manakah yang perlu difahamkan, dan nilai-nilai buruk manakah yang perlu dihindarkan. Namun, lambat laun menginjak anak usia 10 tahun, rangsangan dan perkembangan indera itu akan mengembangkan bagian tertentu dari batang otak/otak primitif yang disebut RAS (Reticular Activating System). RAS ini adalah pintu masuk dimana seluruh kesan yang ditangkap setiap indera saling berkoordinasi sebelum diteruskan ke pusat neokorteks/otak fikir. Pada saat itulah, anak mulai dapat mengidentifikasi hal-hal mana yang dapat dikategorikan baik atau sebaliknya berdasarkan informasi/rangsangan yang sudah diterima pada tahun-tahun sebelumnya. Pembentukan RAS pada anak menjelang usia 10 tahun ini memiliki batasan waktu yang sama dengan hadist Rasulullah saw yang memerintahkan agar anak mulai usia 7 tahun harus disuruh sholat dan apabila pada usia 10 tahun tidak mau sholat boleh diberikan hukuman karena apabila disesuaikan dengan perkembangan otak anak, maka anak usia 10 tahun sudah dianggap memahami hal-hal yang baik dan sebaliknya.

Dalam pemberian stimulasi kepada anak, ada dua hal yang sangat berpengaruh, yaitu : Faktor Internal, yang mana dalam hal ini yang dominan berperan adalah orang tua (ibu), dan Faktor Eksternal yang mana berasal dari lingkungan.

A. Faktor orang tua

1. Berdasarkan penelitian dari Dr. Norma R. (USA) : 28 bayi yang baru lahir ( 1 minggu) dibagi menjadi 2 kelompok,

kelompok A adalah ibu yang menghabiskan waktu dengan bayinya sehari selama minimal 5 jam selain waktu menyusui. Sedangkan kelompok B adalah ibu yang menghabiskan waktu dengan bayinya sehari selama 30 menit (pada waktu menyusui ). Dr. Norma terus melakukan pengamatan sampai bayi-bayi tersebut menjelang usia masuk SD. Dan hasilnya menunjukkan bahwa ‘knowledge’ bayi-bayi kelompok ‘excellent’ / lebih baik daripada bayi-bayi kelompok B.?

 

2. Dr. Glenn Doman (Institutes for the Achievement of Human Potential) mengatakan, bahwa institut yang dibawahinya hanya membantu orang tua dalam pelaksanaan pemberian stimulasi kepada anak. Yang mana yang menjadi target pembelajaran sesungguhnya adalah para orang tua. Karena kunci keberhasilan dari berlangsungnya stimulasi terletak di tangan para orang tua.?

3. Hasil dari penelitian bahwa, anak-anak yang sering dibacakan buku cerita dengan dipangku oleh ibu memiliki daya tangkap dan ingatan yang lebih baik dibandingkan anak-anak yang jarang dibacakan buku cerita dengan dipangku dan dipeluk oleh ibunya.

 

4. Oofuka Masaru : Ibu sangat berperan penting dalam pemberian stimulasi kepada anak, karena anak lebih peka dan cepat dalam menangkap bahasa ibu, gerakan ibu dan suasana hati ibu. Sentuhan dan pelukan serta kebersamaan dengan anak merupakan modal utama dalam pemberian stimulasi. Karena itulah hampir pada semua pusat terapi anak autis di Jepang, pemberian terapi kepada anak tidak dilakukan oleh ahlinya, tetapi harus oleh orang tuanya sendiri. Jadi setiap kali waktu terapi, para ahli hanya mengajarkan materi kepada orang tua, baru kemudian orang tua yang melakukan terapi kepada anaknya sendiri. Karena hasil penelitian membuktikan bahwa anak yang diterapi oleh orang tuanya sendiri akan menunjukkan kemajuan lebih baik daripada terapi yang dilakukan oleh orang lain, walau terapis ahli sekalipun.

 

B. Faktor lingkungan

  1. Dr. Boris Klosovskii (neurosurgeon, neurophysiologist) : Bayi kucing dan bayi anjing yang baru lahir dibagi menjadi 2 kelompok. Pada kelompok pertama kucing-kucing dan ajing-anjing tersebut dibiarkan tumbuh dan besar secara alami, sebagaimana kucing-kucing dan anjing-anjing lainnya. Sedangkan pada kelompok kedua kucing-kucing dan anjing-anjing tersebut ditaruh dalam suatu meja yang berputar pelan, dan ditaruh diluar dimana bagi kucing-kucing dan anjing-anjing tersebut lebih banyak yang dilihat dibanding yang kelompok pertama. Setelah 19 hari, semua otak dari anjing-anjing & kucing-kucing tersebut dibedah, dan didapatkan hasil bahwa anjing-anjing dan kucing-kucing dari kelompok kedua memiliki pertumbuhan otak yang lebih pesat sebesar 22.8 ~35 % dibanding kelompok pertama.

 

  1. Dr David Krech : Bayi-bayi tikus yang baru lahir dibagi menjadi dua kelompok. Kelompok pertama diletakkan dalam kandang yang terdapat sedikit yang dapat dilihat, sedikit yang dapat didengar dan sedikit pula yang dapat dirasakan. Sedangkan kelompok yang kedua diletakkan di dalam kandang yang terdapat banyak yang dapat dilihat, banyak yang dapat didengar dan banyak yang dapat dirasakan serta juga dilengkapi dengan berbagai mainan. Setelah beberapa pekan kemudian dilakukan test, yaitu beberapa makanan tikus diletakkan di dalam labirin-labirin. Hasil test percobaan itu menunjukkan bahwa tikus-tikus dari kelompok pertama tidak ada yang dapat mencapai makanan tersebut. Sedangkan tikus-tikus dari kelompok kedua dapat menemukan makanan tersebut dengan mudah dan cepat. Dan setelah dilakukan pembedahan otak dari kedua kelompok tikus tersebut diketahui bahwa otak dari tikus kelompok kedua tampak lebih besar dan berkembang. Sedangkan otak dari tikus kelompok pertama menunjukkan hasil yang sebaliknya.

 

  1. Faktor gizi: Seperti kita ketahui bersama bahwa faktor gizi sangat berperan dalam menunjang pertumbuhan dan perkembangan tubuh manusia. Pada bayi yang baru lahir ASI adalah satu-satunya sumber gizi yang sangat sempurna untuk memenuhi kebutuhan zat gizi sesuai tahapan tumbuh kembang bayi. ASI merupakan sumber asam lemak esensial yang nantinya dalam tubuh bayi akan diubah menjadi AA (Asam Arakhidonat) & DHA (Asam Dokosaheksanoat) yang berfungsi untuk pematangan sel-sel syaraf dalam otak sehingga berperan penting dalam pembentukan jaringan sel syaraf. Selain ASI berbagai macam zat makanan bergizi juga sangat berperan dalam menunjang perkembangan anak.




Pengirim :
Kembali ke Atas
Artikel Lainnya :